selamat datang para pengunjung setia kami

Senin, 15 Desember 2008

Database Tersebar


Dalam sebuah database terdistribusi, database disimpan pada beberapa komputer. Komputer komputer dalam sebuah sistem terdistribusi berhubungan satu sama lain melalui bermacam macam media komunikasi seperti high-speed buses atau telephone line. Sebuah sistem database terdistribusi berisikan sekumpulan site, di mana tiap-tiap site dapat berpartisipasi dalam pengeksekusian transaksi-transaksi yang mengakses data pada satu site atau beberapa site. Tiap tiap site dapat memproses transaksi lokal yaitu sebuah transaksi yang mengakses data pada satu site di mana transaksi telah ditentukan.

Sebuah site juga dapat mengambil bagian dalam mengeksekusi transaksi global yaitu transaksi yang mengakses data pada site yang berbeda di mana transaksi telah ditentukan, atau transaksi yang mengakses data pada beberapa site yang berbeda.

Ada 2 aspek penting dari DDB :

1. Distribusi : data tidak disimpan pada tempat (prosesor) yang sama, sehingga DDB dapat dibedakan dari database tunggal, sentralisasi

2. Korelasi logika : data memiliki property yang berhubungan sehingga DDB dapat dibedakan dari sekumpulan database local atau file yang disimpan pada tempat yang berbeda pada jaringan komputer.

SistemManajemen Database Terdistribusi (Distributed DBMS) merupakan system software yang dapat memelihara DDBS dan transparan ke user. DDBS bukan merupakan kumpulan dari file yang dapat disimpan tersendiri di setiap node dari jaringan komputer. Untuk membentuk DDBS, file tidak seharusnya berelasi secara logika saja, tetapi perlu ada struktur di antara file dan akses data bukan merupakan hal yang khusus.

Keuntungan dari DDBS

1. Otonomi local : karena data didistribusikan, user dapat mengakses dan bekerja dengan data tersebut sehingga memiliki kontrol local.

2. Meningkatkan kinerja : karena setiap site menangani hanya bagian dari DB, CPU dan I/ O tidak seberat seperti DB pusat. Data yang dipakai untuk transaksi disimpan dalam beberapa site, sehingga eksekusi transaksi dapat secara parallel.

3. Meningkatkan reliability/ availability : jika satu site mengalami crash, dapat membuat beberapa site tidak dapat diakses. Jika data direplikasi ke banyak site, kerusakan hubungan komunikasi tidak menjadikan sistem total tidak dapat dioperasikan.

4. Ekonomis : dari biaya komunikasi, baik membagi aplikasi dan memproses secara local di setiap site. Dari biaya komunikasi data, akan lebih murah untuk memelihara sistem komputer dalam satu site dan menyimpan data secara local.

5. Expandibility : akan lebih mudah mengakomodasikan ukuran DB yang semakin besar. Ekspansi dapat dilakukan dengan menambah proses dan kekuatan penyimpanan ke jaringan.

6. Shareability : jika sistem informasi tidak terdistribusi, akan sulit untuk berbagi data dan sumber daya. Sistem DB terdistribusi memungkinkan hal ini.

7.

Kerugian dari DDBS:

1. Kurangnya pengalaman : sistem DB terdistribusi bertujuan umum (generalpurpose) tidak sering digunakan. Yang digunakan adalah sistem prototype yang dibuat untuk satu aplikasi (misal : reservasi pesawat)

2. Kompleksitas : masalah DDBS lebih kompleks dibandingkan dengan manajemen database terpusat

3. Biaya : sistem terdistribusi membutuhkan tambahan hardware (untuk mekanisme komunikasi) sehingga biaya hardware meningkat. Yang terpenting pada biaya ini adalah replikasi. Jika fasilitas komputer dibuat di banyak site, akan memerlukan orang2 yang memelihara fasilitas tersebut

4. Kontrol distribusi : sebelumnya menjadi keuntungan. Tetapi karena distribusi menyebabkan masalah sinkronisasi dan koordinasi, kontrol terdistribusi menjadi kerugian atau kekurangan di masalaha ini.

5. Keamanan : akan mudah mengontrol database yang terpusat. Dalam system database terdistribusi, jaringan membutuhkan keamanan tersendiri.

6. Perubahan yang sulit : tidak ada tool atau metodologi untuk membantu user mengubah database terpusat ke database terdistribusi.

Contoh databases tersebar di Universitas Airlangga

Untuk mewujudkan perpustakaan digital di Perpustakaan Universitas Airlangga, program1software yang digunakan untuk memenejemen koleksi digital (skripsi, thesis, disertasi, dan laporan penelitian) dengan mengadopsi software Ganeslza Digital Library (GDL) versi 4.0 milik KMRT (Knowledge Managenzent Research Group) ITB. GDL ini dibuat dengan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan database MySQL serta search engine SWISH-E GDL. Dalam perkembangannya perpustakaan digitaldi Perpustakaan Universitas Airlangga menggunakan istilah ADLN (Airlangga Digital Library Network). Dengan adanya sistem ADLN ini sumber-sumber informasi yang berisi tentang koleksi-koleksi civitas akademika (tesis, disertasi, laporan penelitian, dan skripsi) dapat dimasukkan dalam program ini. Saat ini informasi yang tersaji dalam system ADLN selain berisi deskripsi fisik koleksi pustaka juga berisi abstrak dari koleksi pustaka tersebut. Untuk ke depan isinya tidak hanya abstrak namun akan dikembangkan dalam bentuk full text. Full text yang tersaji dalam sistem ADLN saat ini hanya koleksi tesis, skripsi dan laporan penelitian.

Setelah ADLN dapat diterapkan di Perpustakaan Universitas Airlangga, maka sejak tahun 2004ADLN ini diperkenalkan ke ruang baca fakultas dan lembaga di lingkungan Universitas Airlangga. Dengan terhubungnya system ADLN di ruang baca fakultas dan lembaga di lingkungan Universitas Airlangga, diharapkan pengguna perpustakaan dapat mengakses informasi-informasi yang ada di ruang baca fakultasllembaga maupun sebaliknya di perpustakaan.

Selain ADLN, di Perpustakaan Universitas Airlangga saat ini juga menggunakan program LARIS (Library Autonzation Retrieval I~lfortnation System). Program ini juga mengadopsi program yang open source dari LASer sistem otomasi milik MDLRG (Muhamadiyah Digital library Research Group) UMM. LASer dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP serta menggunakan system database MySQL. LARIS merupakan program sistem otomasi perpustakaan yang digunakan dalam proses pengolahan, penelusuran, layanan sirkulasi, dan absensi staf di Perpustakaan Universitas Airlangga. Dengan adanya program ini maka kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan Universitas Airlangga yaitu letak kampus A, B, dan C yang saling berjauhan dapat diatasi. Dengan demikian petugas bagian sirkulasi dapat mengetahui buku yang dipinjam oleh seorang mahasiswa, baik buku tersebut ada di lokasi perpustakaan kampus A, B, maupun C. Bagi pengguna bila sistem ini sudah dioperasikan secara maksimal akan dapat mengetahui status buku, apakah buku tersebut sedang dipinjam atau bisa dipinjam. Sedang absensi pegawai berfungsi untuk mengetahui waktu kehadiran dan pulang seorang pegawai, sehingga dapat dipantau.

Contoh basis data terpusat

Sistem informasi Perpustakaan LAGG (SIP), Sistem ini telah beroperasi lebih dahulu secara stand-alone di perpustakaan UPT-LAGG, dimana antar muka pemakai (user interface) yang digunakan dibuat dari Visual Basic (VB). Sistem dirancang untuk memenuhi seluruh kebutuhan pemakai perpustakaan, petugas maupun pengunjung.

Tidak ada komentar: